Usai Dilantik, Joe Biden Akan Ambil Opsi Menghukum Rusia



 Presiden Amerika Serikat dipilih, Joe Biden, akan ambil pilihan untuk memberi hukuman pada Rusia sesudah dikukuhkan. Figur partai Republik, Mitt Romney, menjelaskan pemerintah Rusia sudah lakukan invansi pada Amerika Serikat. Bagaimana awalnya ceritanya?


Dikutip dari The Guardian, Joe Biden nampaknya akan ambil langkah pilihan untuk memberi hukuman Rusia di mana pada minggu kemarin, pemerintah Amerika Serikat ungkap Rusia adalah dibalik beberapa serangan di dunia maya. Bahkan juga, figur Republik, Mitt Romney, minta Amerika Serikat untuk lakukan gempuran balas sakit hati pada Rusia dan faksi Rusia menduga Amerika Serikat tidak takut dengan beberapa serangan itu.


Beberapa opsi yang diperhitungkan oleh Biden dalam memberi ancaman pada Rusia ialah ancaman keuangan dan pembalasan pada infrastruktur Rusia. Namun, faksi pemerintahan Rusia malah menentang tuduhan itu. Saat itu, beberapa peretas lakukan gempuran pada 40 agen federasi, terhitung Departemen Keuangan, Departemen Energi, dan Departemen Perdagangan, dan kontraktor pemerintahan.


Tips Dan Trick Menang Judi Bola Online Over Under Beberapa peretas diperhitungkan memakai piranti lunak itu selaku batu loncatan untuk menyerbu client, terhitung Departemen Federasi Amerika Serikat.


Di hari Minggu, 20 Desember 2020, waktu di tempat, Kepala Staff Gedung Putih yang baru, Ron Klain, menjelaskan faksinya harus dengar peruntukan tanggung jawab yang pasti dan tidak problematis dari Gedung Putih dan komune intelijen. Menurut dia, mereka harus bertanggungjawab dan semestinya membuat pesan itu sekalian sampaikan kejelasan tanggung jawab. Kebalikannya, dia dengar salah satunya pesan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang lain dengan dari Gedung Putih.


Satu kali lagi, dia memperjelas dalam soal komunikasi secara khalayak, status pemerintah Amerika Serikat harus tiba dari pemerintahan sekarang ini dan itu harus tiba dengan suara yang pasti. Mitt Romney menyamai sangkaan gempuran yang dikerjakan Rusia dengan gempuran Amerika Serikat pada Irak di tahun 2003 kemarin. Tujuannya, pada intinya apa yang nampaknya sudah dikerjakan oleh Rusia ialah menyesuaikan diri mereka dalam satu mekanisme di negaranya.


Bekas Direktur Tubuh Keamanan Cyber dan Infrastruktur Amerika Serikat (CISA), Christopher Krebs, sepakat jika peretasan itu kemungkinan berawal dari pekerjaan dinas intelijen luar negeri Rusia, SVR. Tetapi ia sendiri menyangsikan penilaian Romney berkenaan apa yang kemungkinan dikerjakan Rusia dengan data yang diambil. Menurut Krebs, mereka sudah cari keputusan peraturan dan mereka cari perundingan diplomatik di instansi federasi.


Mereka umumnya bukan orang yang jalankan tipe gempuran yang menghancurkan dan mereka umumnya tidak bekerja dengan sisi lain dari pemerintahan Rusia. Itu tidak bermakna mereka tidak bisa memberi akses, tetapi untuk sekarang ini menurut dia ini lebih adalah operasi penghimpunan intelijen. Hal yang betul-betul mencemaskannya berkenaan kampanye spesial oleh Rusia ini ialah karakter penargetan rantai suplai yang tidak pandang bulu, bukti jika mereka mempunyai potensi mencelakakan sekitar 18.000 perusahaan dan hal tersebut malah di luar batas atas sesuatu yang belakangan ini kami saksikan mengenai aktivitas spionase.

Mga sikat na post sa blog na ito

Ex-GIC principal expenditure policeman Ng Kok Tune has actually tossed his hat right in to the ring as a governmental applicant

Profil Yahya Cholil Staquf, Tokoh NU Jadi Menteri Agama Kabinet Jokowi

he governor’s emergency services office said it didn’t request